Sudin Minta Kementan Evaluasi Penanganan PMK di Lapangan Secara Riil

Jakarta - Komisi IV DPR RI meminta kepada Kementeraian Pertanian (Kementan) mengevaluasi penanganan wabah Penyakit Mulut dan Kuku pada hewan ternak mulai dari cara pengambilan dan pelaporan kasus hingga penanganan pencegahan lalu lintas hewan guna meminimalisir penyebaran.

Hal tersebut disampaikan Ketua Komisi IV DPR RI, Sudin dalam rapat kerja bersama Menteri Pertanian di Gedung Parlemen Senayan Jakarta, Kamis (8/9/2022). Sudin juga meminta Kementan untuk memperbaiki cara pengambilan dan pelaporan data PMK di lapangan secara riil dan dapat dipertanggungjawabkan.

Sudin mengatakan, dalam kasus PMK, masih terjadi perbedaan data kasus kematian yang signifikan antara data yang dilaporkan dengan yang terjadi di lapangan.

"Hal inilah yang menyebabkan peternak sulit mendapatkan kopensasi dari pemerintah atas ternak yang mati. Harusnya kompensasi ini didengungkan, diinfokan, disiarkan kepada para peternak agar mereka tahu hewan ternak yang kena PMK kemudian mati seperti apa mekanismenya," kata Sudin.

Soal penyebaran kasus PMK yang terjadi akibat adanya lalu lintas hewan, menurut Sudin, pengawasan Badan Karantina Pertanian Kementan harus lebih diperketat karena masih banyak lalu lintas hewan ternak terjadi di wilayah paparan PMK.

"Lalu lintas ternak itu kalau melalui jalan biasa selalu ada pemerinkaan karantina dan ada juga pemeriksaan dari kepolisian. Maka dari itu mereka sekarang ambil semuanya lewat jalan tol, sedangkan di jalan tol itu belum ada pihak karantina yang membuat pos penyekatan maupun pemeriksaan," ungkapnya.

Saat ini, hewan ternak yang terinfeksi PMK mencapai 519.562 ekor meliputi 387.878 ekor sembuh, 11.436 dipotong bersyarat, 7.948 ekor mati, dan sebanyak 112.200 ekor dinyatakan belum sembuh. Kemudian cakupan vaksinasi PMK pada hewan ternak telah mencapai 2.191.669 ekor.

"Dampak yang diberikan dari wabah PMK ini sangat dirasakan oleh peternak sapi perah hingga mengalami penurunan pada produksi susu," katanya.

Salah satu perusahaan makanan dan minuman di Indonesia yang mengalami dampak dari adanya wabah PMK ini yaitu Nestle yang mengalami penurunan pasokan lebih dari 30 persen susu segar dari peternak sapi perah.

"Meskipun sudah 2,1 juta ekor ternak yang telah divaksinasi, produksi susu sapi belum pulih seperti masa sebelumnya, maka dengan ini apa yang menjadi permasalahan kita khususnya para peternak dapat segera terselesaikan," tandasnya. (*)

Tonton Video Youtube Sudin SE : Rapat Kerja Daerah III DPD PDI Perjuangan Lampung

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *