Ancaman Krisis Pangan, Sudin : Semua Komoditas di Lampung Bisa Dihasilkan

Bandar Lampung - Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan menaruh perhatian khusus terhadap kedaulatan pangan di Indonesia. Terutama di tengah ancamam krisis pangan akibat perubahan iklim yang tidak menentu serta faktor invasi antara Rusia dan Ukraina.

Ketua DPD PDI Perjuangan Lampung sekaligus Ketua Komisi IV DPR RI, Sudin mengungkapkan, dalam menjaga kedaulatan pangan maka yang harus diperhatikan ialah peningkatan mutu benih, bibit dan ketersediaan kecukupan pupuk.

"Kemarin saya launching bibit padi yang dinamakan cakrabuana. Dimana dalam satu hektare bisa menghasilkan 7,2 ton. Ini akan dijadikan bibit setelah di sertifikasi dan baru ada izin edarnya," kata Sudin, saat dimintai keterangan usai pembukaan Rakerda III DPD PDI Perjuangan Lampung yang berlangsung di Hotel Sheraton, Jumat (2/9/2022).

Sudin juga menerangkan, saat ini 60 negara di dunia dalam krisis pangan, tetapi Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi yang merupakan kader PDI Perjuangan akan mampu menjaga ketahanan pangan.

"Seluruh petugas partai wajib turun ke lapangan. Di Lampung semua ada, Lampung paling hebat dan semua komoditas pangan bisa dihasilkan. Maka kedaulatan pangan sudah menjadi kewajiban kami," tutupnya.

Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Pangan, Pertanian, Kehutanan dan Lingkungan Hidup, I Made Urip menerangkan, Badan Pangan Dunia (FAO) telah memberikan peringatan kepada seluruh dunia untuk bersiap menghadapi terjadinya krisis pangan.

"Indonesia dengan jumlah penduduk mencapai 273 juta jiwa ini kebutuhan pangan nya tinggi. Dan kita diminta untuk bersiap menghadapi krisis pangan itu," kata dia.

Menurutnya, guna menjaga kebutuhan pangan di dalam negeri maka kedaulatan pangan harus di genjot, terutama dalam rangka peningkatan produktifitas pangan baik itu komoditas padi, jagung hingga kedelai.

"Politik pengan kita adalah menegakkan kedaulatan pangan. Artinya kita harus menghasilkan pangan sendiri untuk kebutuhan sendiri. Kita tidak boleh tergantung dengan pangan impor maka produktifitas harus ditingkatkan," lanjutnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *