Selalu Berinovasi, Sudin Sebut BPTP Lampung Terbaik di Indonesia

Lampung Selatan - Ketua Komisi IV DPR RI, Sudin menyebut, Badan Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung terbaik di Indonesia dan dapat mengembalikan eksistensi Lada Perdu.

Hal itu diungkapkan Sudin yang juga Ketua DPD PDI Perjuangan Lampung, saat meninjau langsung berbagai macam bibit dan hasil pertanian yang dikembangkan oleh pengurus BPTP di kantor BPTP Natar, Lampung Selatan, Selasa (12/07/2022).

"BPTP Lampung salah satu yang terbaik di Indonesia. Bukan karena saya dari Lampung tapi memang saya sudah keliling, mereka hanya monoton kerjanya kalau di Lampung ini selalu lakukan inovasi," kata Sudin, saat memberikan keterangan.

Terkait hal itu, Sudin juga meminta Eselon I memback-up masing-masing bidang. "Misalnya ketahanan pangan, bagaimana pengembangan padi, jangung, kedelai dan lain-lain," ujarnya.

Ia juga akan meningkatkan perkembangan Lada Perdu Petaling. "Lada Perdu itu saya minta dikembangkan kurang lebih 100.000 batang." Imbuhnya.

Nantinya lanjut Sudin, bibit lada tersebut akan dibagikan ke ibu-ibu rumah tangga, dengan masa tanam 1,5 tahun sudah dapat menghasilkan berat kurang lebih 1 Kilogram (Kg).

Selain Lada Perdu, Sudin juga akan mendukung BPTP Lampung meningkatkan kualitas kopi produksi Lampung.

"Hasil kopi biasanya hanya 800 kilogram sampai 1 ton. Sedangkan yang dihasilkan BPTP bisa mencapai 2,5 ton sampai 3 ton," terang Sudin.

Dalam kunjungan tersebut, terlihat berbagai hasil bumi yang merupakan hasil inovasi BPTP meliputi alpukat ratu puan dan alpukat siger mas (dari Lampung Timur), alpukat grand Sudin (dari Pringsewu), sirup lada.

Kepala BPTP Lampung, Jek Vi Hendra menerangkan, supaya hasil lada lebih maksimal, maka harus di stek. Kemudian ruas yang dibuang cukup dengan satu ruas.

"Membuat stek pohon lada cukup dibuang satu ruas, tidak perlu tujuh ruas. Dengan distek bisa dipanen dengan jangka waktu 1,8 tahun," ungkapnya.

Jek Vi Hendra menjelaskan, lada hitam atau black pepper Lampung memiliki cita rasa yang berbeda dengan lada lainnya. Rasanya lebih pedas dan digemari para pecinta pedas.

"Black pepper Lampung cukup dipanen saat satu biji sudah berwarna merah, artinya sisanya bisa dipanen setelah ada yang merah. Kemudian dikeringkan, maka akan lebih pedas," terangnya.

Selanjutnya jenis lada perdu Petaling 1 dapat dipanen dengan masa tumbuh minimal enam bulan. Adapun harga bibit lada senilai Rp7.000 per batang.

Ia membeberkan, salah satu inovasi yang dilakukan BPTP untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas kopi yaitu dengan memodifikasi bagian batang bawah kopi.

"Modifikasi kopi dilakukan dari batang bawah supaya hasilnya lebih banyak. Kalau disambung dari pucuk, nantinya akan berbuah sedikit," jelasnya.

Sementara Dirjen peternakan dan kesehatan hewan, Nasrullah mengungkapkan, pihaknya saat ini sedang menggagas program, yakni Lampung bebas penyakit unggas (pollorum).

"Program kami supaya Lampung dapat bebas dari pollorum," ujarnya.

Dalam kunjungan tersebut, Sudin didampingi oleh seluruh anggota komisi IV DPR RI, Sekretaris DPD PDI Perjuangan Lampung, Sutono dan Wakil Ketua Bidang Ekonomi Kreatif dan Ekonomi Digital DPD PDI Perjuangan Lampung, Donald Harris Sihotang.

Peserta yang turut berpartisipasi dalam forum yaitu anggota DPR, kepala badan Litbang (Kementan), Dirjen peternakan dan kesehatan hewan (Kementan), kepala badan karantina pertanian (Kementan), direktur Bulog, direktur pupuk Indonesia, dan tim dari berbagai media. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *