Sudin Pertanyakan Program Tanam Sorgum Jokowi

Jakarta - Ketua Komisi IV DPR RI Sudin mempertanyakan program Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait pengembangan sorgum untuk menggantikan gandum di Tanah Air.

Ia khawatir program itu akan sia-sia karena tak ada pihak yang mau membeli sorgum. Pasalnya, tak ada kandungan gluten di sorgum.


"Presiden (Jokowi) menekankan untuk menanam sorgum, karena seperti kemarin, setelah perayaan ekspor porang selesai ya selesai. Harga porang jatuh. Sekarang pikirkan kalau sorgum nanti setelah rakyat menanam yang beli siapa, yang tanggung jawab siapa," ucap Sudin dalam rapat kerja Komisi IV DPR bersama Kementerian Pertanian (Kementan), Rabu (31/8/2022).


Menurut Sudin, sorgum tak bisa 100 persen menggantikan gandum sebagai bahan produk makanan, seperti mi. Maka dari itu, tak ada jaminan bahwa sorgum akan laris manis saat panen.

"Sorgum itu tidak ada gluten-nya. Kalau subtitusi untuk mie tidak lebih dari 20 persen," imbuh Sudin.

Oleh karena itu, Sudin menyarankan pemerintah untuk memperbanyak bantuan pembuatan tepung singkong. Pasalnya, hal itu lebih bermanfaat dibandingkan sorgum.

"Jangan nasibnya (sorgum) seperti porang kedua, kenapa tidak diperbanyak bantuan untuk pembuatan tepung singkong, itu lebih bermanfaat," jelas Sudin.


Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan terdapat sembilan negara yang melarang ekspor gandum pada tahun ini.

Beberapa negara yang dimaksud adalah Serbia, Aljazair, Kazakhstan, Kosovo, India, Afghanistan, dan Ukraina.

Ia mengatakan Kazakhstan melarang ekspor gandum sampai 30 September 2022. Sementara, Serbia, Afghanistan, Ukraina, India, Aljazair, dan Kosovo memberlakukan kebijakan serupa hingga 31 Desember 2022.

"Dengan begitu (Indonesia) harus mengembangkan tanaman pengganti dari gandum," ungkap Airlangga.


Salah satu tanaman pengganti gandum adalah sorgum. Airlangga mengatakan total luas tanam sorgum baru 4.355 hektar per Juni 2022.

Lahan itu tersebar di enam provinsi dengan total produksi 15.243 ton atau tingkat produktivitas 3,63 ton per hektar.

Pemerintah menargetkan luas tanam sorgum mencapai 15 ribu hektar tahun ini. Dengan kata lain, masih kurang sekitar 10 ribu hektar lagi untuk mencapai target.

"Sasaran tanam (sorgum) pada 2022 adalah 15 ribu hektar dan tentu ada pengembangan 100 ribu hektare," ujar Airlangga.


Sementara, pemerintah akan menyiapkan lahan tanam sorgum seluas 115 ribu hektar pada 2023 dan 154 ribu hektar pada 2024. Nantinya, penanaman sorgum akan diprioritaskan di Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Pak presiden (Jokowi) minta diprioritaskan daerah NTT Kabupaten Waingapu yang sudah dilihat oleh pak presiden," kata Airlangga.

Ia mengatakan harga sorgum sekitar Rp3.500 saat ini. Rata-rata produksinya sebesar 4 ton per hektare.

Namun, ia mengakui pasar sorgum masih sempit di dalam negeri. Maka dari itu, pengembangan sorgum akan diintegrasikan dengan peternakan sapi.

"Dari batang pohon sorgum bisa juga untuk selain pakan ternak, bisa juga untuk bioetanol," tutup Airlangga.

Tonton Video Youtube Sudin, SE : Sudin SE Memberikan Arahan serta Bantuan Kepada Nelayan dan Petani di Lampung Selatan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *