Sudin Sebut Penanganan PMK di Lampung Harus Lebih Intensif

Bandar Lampung - Ketua Komisi IV DPR RI, Sudin, meminta Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian (Kementan) untuk lebih serius menangani penyakit mulut dan kuku (PMK). Terlebih dalam waktu dekat umat muslim akan merayakan hari raya Idul Adha.

Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Lampung itu mengingatkan Kementerian Pertanian agar tidak menganggap enteng penyebaran PMK. Karena, sudah banyak hewan ternak yang terpapar hingga menyebabkan kematian.

"PMK jangan sampai dianggap enteng. Hari ini banyak peternak melaporkan bahwa sapinya mati, padahal mau Idul Adha. Tapi tampaknya Kementerian Pertanian santai saja," kata Sudin saat rapat dengar pendapat bersama Kementerian Pertanian yang disiarkan di kanal YouTube resmi Komisi IV DPR RI, Kamis (9/6/2022).

Sudin mengungkapkan, salah satu bukti tidak seriusnya Kementan dalam menangani PMK adalah saat ia melakukan kunjungan kerja ke dapilnya di Lampung.

Menurut Sudin, para peternak mengaku tidak ada bantuan vitamin serta obat-obatan yang diberikan.

"Saya kemarin ke Lampung, bilangnya Lampung tidak kena PMK namun sudah 80 ekor di minggu lalu. Obat-obatan dan vitamin katanya juga sudah didistribusikan ke daerah, namun mana buktinya," tegas Sudin.

Menurutnya, Lampung sebagai sentra peternakan harus mendapatkan perhatian yang khusus guna menghindari semakin banyaknya hewan ternak yang terpapar PMK hingga berdampak terhadap pengurangan jumlah populasi.

"Lampung adalah salah satu sentra peternakan di Indonesia. Saya tidak terbayangkan jika Lampung kena, saya prihatin kalau sampai Lampung kena. Jadi saya minta tolong untuk dibantu," ungkap Sudin.

Sudin menegaskan, penanganan PMK harus dilakukan secara cepat dan tepat agar tidak mengganggu pasokan ternak serta menjaga stabilitas harga.

"Jangan sampai PMK ini merugikan peternak sebagai produsen dan masyarakat sebagai konsumen. Saat perayaan hari raya Idul Adha nanti sedikitnya dibutuhkan sekitar 1,6 juta hewan ternak untuk berkurban," ujarnya.

Sementara Direktur Peternakan dan Kesehatan Hewan pada Kementan, Nasrullah, menjelaskan akan mendatangkan vaksin darurat sebanyak tiga juta dosis dari Prancis pada minggu kedua Juni.

Kemudian melakukan kerjasama dengan Australia untuk mendatangkan sebanyak 500 ribu sampai dengan 1 juta dosis. 

Selanjutnya kerjasama dengan Brasil untuk mendatangkan 100 ribu dosis vaksin, dan kerjasama dengan Selandia Baru untuk memasok 100 ribu dosis vaksin yang akan sampai pada awal Juli.

"Kebutuhan vaksin kita sendiri sebanyak 17 juta dosis dengan cakupan 80 persen dari populasi provinsi yang terdampak. Vaksin dilakukan tiga kali, dimana dua kali dilakukan di 2022 dan satu kali di 2023,” jelasnya.

Ia mengungkapkan, berdasarkan data hingga 6 Juni 2022 jumlah ternak yang terpapar PMK di Indonesia sebanyak 81.800 ekor, sembuh 28.548 ekor, pemotongan bersyarat 607 ekor, dan mati 524 ekor. Sehingga masih tersisa 52.121 ekor yang sakit.

"Untuk tingkat kematian memang rendah, terbanyak ada di anak sapi dengan rata-rata maksimum 5 persen. Sementara untuk ternak dewasa 1 hingga 2 persen," ungkapnya. (*)


Tonton Video Sudin, S.E : LIVE STREAMING KOMISI IV DPR RI RDP DENGAN ESELON I KEMENTERIAN PERTANIAN RI

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *