Tekan Biaya Pakan, Sudin Imbau Pembudidaya Ikan Pringsewu Manfaatkan Limbah Makanan

Pringsewu - Ketua Komisi IV DPR RI, Sudin mengimbau para pembudidaya ikan untuk memanfaatkan makanan sisa atau limbah makanan guna menekan pengeluaran biaya pakan ikan.

Hal itu diungkapkan Sudin saat memberikan arahan dan menyerap aspirasi pada Temu Lapang Pengelolaan Hama dan Penyakit pada Usaha Budidaya Ikan bersama Balai Besar Perikanan Budidaya Laut Lampung Direktorat Jenderal Perikan Budidaya KKP, di Gedung Serbaguna Sukoharjo Kabupaten Pringsewu, Jumat (19/1/2024).

Sudin menjelaskan, dirinya pernah mengunjungi Malaysia dan bertemu dengan pembudidaya ikan kemudian berdiskusi soal harga ikan yang dijual murah di wilayah tersebut.

"Jadi bapak ibu saya sempat ke Malaysia, kemudian saya ketemu para pembudidaya ikan di sana, saya tanya kenapa kok jual ikannya murah, kemudian mereka menjelaskan kalau mereka mengumpulkan dan menampung sisa makanan dari restoran cepat saji, kemudian mereka olah dijemur dan akhirnya untuk dijadikan pakan ikan lele. Dan itulah kenapa harga jual murah karena pakan mereka mengelola sendiri," jelasnya.

"Kemudian ada juga di Jawa, mereka bekerjasama dengan perusahaan roti, jadi mereka membeli roti yang sudah tidak layak makan lagi atau kadaluarsa, dan dibeli dengan harga Rp3000 dan diolah menjadi pakan ikan," tambahnya.

Sudin menyayangkan, di Indonesia khususnya di Lampung, pembudidaya ikan tidak sedikit yang masih menjadi konsumen atau pembeli pakan ikan di pabrik-pabrik.

"Ini juga disayangkan, kita ini untuk makan ikan saja lebih baik membeli pakannya di pabrik-pabrik pengelola pakan yang tergolong tidak murah," ujarnya.

"Tentu saya berharap petambak maupun pembudidaya ikan khususnya di Pringsewu dapat mencoba hal-hal itu untuk meminimalisir pengeluaran biaya untuk pakan ikan sehingga pendapatan yang dihasilkan juga meningkat," jelasnya.

Selain memanfaatkan limbah sisa makanan, Sudin juga menyarankan untuk pembudidaya ikan membeli di balai perikanan dengan harga murah yaitu Rp7.500 untuk pakan tenggelam dan Rp7.800 untuk pakan apung.

"Tadi disampaikan oleh Kepala Balai Besar Perikanan kalau dibandingkan dengan pakan pabrik, tentunya lebih murah dan sangat efisien. Kemudian untuk uji nutrisi tadi juga disebutkan kalau tim balai selalu mengontrol terus nah karena memang ada lab untuk industri, jadi ini solusi untuk bapak ibu guna menekan harga pakan yang tinggi," ungkapnya.

Kemudian Sudin juga mengatakan, bimbingan teknis yang saat ini digelar guna memberikan ilmu pengetahuan bagaimana untuk memanfaatkan dan mengoptimalkan bantuan dengan baik yang diberikan oleh pemerintah.

"Seperti hari ini kita adakan temu lapang dan bimtek untuk memberikan ilmu sebelum bapak ibu diberikan bantuan. Kalau sebelumnya setiap bantuan pemerintah itu diserahkan saja tanpa ada bimbingan dalam memanfaatkan bantuan tersebut, jadi ya sia-sia saja rusak ya rusak saja tanpa ada ilmu untuk perawatannya," jelasnya.

"Dan bimtek bukan hanya di Kementerian Kelautan dan Perikanan saja tapi juga pada sektor pertanian, kehutanan seperti diberikan pengetahuan tentang membuat kebun bibit rakyat dan sebagainya. Jadi semua yang diberikan itu tidak sia-sia saja, inilah bentuk perhatian besar pemerintah kepada rakyatnya selama ini," ujarnya.

Kemudian, Sudin menjelaskan bahwa pemerintah dalam hal ini Kementerian Kelautan dan Perikanan yang bermitra dengan Komisi IV DPR RI siap membantu dalam bantuan bibit ikan.

"Kami selalu berupaya untuk membantu bapak ibu semua, kalau bapak ibu sukses dalam membudidaya ikan tentu yang pasti bapak ibu mendapatkan untung, dan kementerian mendapat penilaian yang baik, sehingga sama-sama menguntungkan semua pihak," ujarnya.

Sudin mengungkapkan, untuk mengajukan bantuan ada sejumlah syarat yang harus diperhatikan seperti memiliki kelompok pembudidaya ikan atau Pokdakan yang sudah terdaftar dan terintegrasi di dinas kelautan setempat.

"Kemudian setelah Pokdakan terbentuk dan terdaftar, kelompok harus membuat dan mengajukan proposal bantuan yang dibutuhkan kepada dinas atau pejabat setempat, karena kalau semua syarat tidak dipenuhi ya tentu bantuan juga tidak akan bisa terealisasi, jadi ikuti saja ketentuan dari pemerintah," ungkapnya.

Dalam kegiatan ini, Sudin meminta kepada pembudidaya ikan untuk mengikuti bimbingan teknis secara seksama dan diperhatikan dengan baik karena ini untuk menambah wawasan bagaimana cara membudidaya ikan yang lebih baik demi kesejahteraan masyarakat setempat.

"Pemerintah itu ingin rakyatnya mandiri dan sejahtera, jadi manfaatkan kesempatan apabila pemerintah berupaya memberikan ilmu kepada masyarakat, menambah ilmu itu tidak ada batasan waktu dan umur untuk kehidupan kita ke depan yang lebih baik lagi,"tandasnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *