Tak Hanya Pertanian, Ketua Komisi IV DPR RI Sudin Sebut El Nino Beri Dampak Besar Bagi Peternakan

Metro - Ketua Komisi IV DPR RI, Sudin menyebut fenomena El Nino atau kekeringan tidak hanya berdampak pada sektor pertanian namun juga berdampak besar pada sektor peternakan.

Hal itu diungkapkan Sudin yang juga Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Lampung saat memberikan arahan pada bimbingan teknis manajemen peternakan dan kesehatan hewan dalam rangka mitigasi dampak El Nino melalui peningkatan produksi dan produktivitas ternak di Wisma Haji Al Khairiyah Kota Metro, Selasa (5/12/203).

Sudin mengatakan, akibat dampak El Nino tersebut, pakan untuk hewan ternak mengalami kekurangan sampai peternak harus mengolah dan menyimpan makanan untuk persediaan pakan ternak.

"Kalau bicara pakan hijau seperti ilalang kan memang luas tapi karena adanya El Nino ya tentu pakan hijaunya kering dan jadi sulit untuk dicari, maka dari itu peternak sampai mengelola dan menyimpan pakan ternak untuk persediaan selama El Nino," kata Sudin.

Kemudian Sudin menjelaskan, hal ini berdampak juga pada konsumsi daging untuk masyarakat Indonesia yang masih dibawah standar atau sangat minim.

"Perlu bapak ibu ketahui, konsumsi rata-rata daging masyarakat Indonesia masih sangat rendah, yaitu hanya sebesar 2,66 kg per kapita per tahun, kalau rata-rata dunia yaitu sebesar 6,4 kg per kapita per tahun. Ini masih sangat dibawah rata-rata,"ujarnya.

Tentu banyak faktor yang menyebabkan rendahnya konsumsi daging tersebut, antara lain mahalnya harga daging yang dipicu oleh ketidakseimbangan konsumsi dan produksi daging di dalam negeri.

"Pemerintah telah berupaya meningkatkan namun tetap saja masih jauh dari kebutuhan konsumsi nasional, ditambah lagi banyak permasalahan yang dihadapi pada sektor peternakan," kata Sudin.

Sudin menjelaskan, permasalahan yg dihadapi pada sektor peternakan Indonesia yaitu terserang berbagai virus seperti Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), LSD pada ternak sapi hingga virus flu afrika pada ternak babi.

"Kita tahu belum lama ini ada penyakit yang menyerang ternak yaitu PMK, walaupun saat ini sudah dinyatakan bebas namun negara yang sudah terdampak bisa dikatakan bebas dari PMK ini butuh waktu hingga 50 tahun, jadi bayangkan kita sudah bebas tapi masih di cap sebagai negara yang memiliki virus PMK," kata Sudin.

Sudin menjelaskan, saat mengetahui adanya PMK, dirinya langsung menginstruksikan kepada pihak-pihak terkait untuk segera mengatasi permasalahan tersebut salah satunya dengan melakukan vaksin pada hewan ternak.

"Selama PMK saya itu keliling Indonesia dan yg paling banyak menderita itu di Jawa Timur kemudian Lembang karena tempat susu perah dan disana hampir 70 persen mati semua sapinya," kata Sudin.

Kemudian selain PMK, yaitu adanya penyakit LSD atau masyarakat sering menyebutnya dengan penyakit lato-lato.

"Virus yang satu ini penyebarannya lebih cepat lagi daripada PMK, hewan ternak bisa terdampak LSD apabila bersentuhan langsung dengan ternak lain, kemudian bisa dari lalat maupun dari udara, jadi secepat itu penyebarannya, serta ada juga penyakit yang menyerang ternak babi yaitu virus flu afrika, kalau di Lampung tidak seberapa penyebaran virusnya namun NTT dan sejumlah wilayah sangat terdampak dan belum ada vaksin," jelasnya.

"Dan dari seluruh permasalahan pada sektor ternak, sampai saat ini pemerintah belum bisa menjawab asal muasal virus-virus itu berasal dari mana dan apa penyebabnya," tambah Sudin.

Sudin mengatakan, dengan berbagai permasalahan tersebut, pentingnya bimbingan teknis ini guna mengedukasi untuk mengatasi permasalahan pada hewan ternak.

Bimbingan teknis ini juga bertujuan untuk memberikan bekal ilmu kepada masyarakat.

"Jadi bapak ibu tolong dalam bimbingan teknis ini ikuti secara seksama agar tahu mana yang perlu dilakukan atau tidak pada hewan ternak sehingga kesehatan hewan terjaga dan terhindar dari penyakit, dan meningkatkan produksi maupun produktivitas pada sektor peternakan," ungkapnya.

Direktur Pakan Direktorat Peternakan dan Kesehatan Hewan, Sapta Hidayat mengatakan adanya bimbingan teknis ini guna meningkatkan wawasan kepada masyarakat sehingga peternakan dan kesehatan hewan di Kota Metro dapat lebih baik lagi.

"Kami juga mengucapkan terimakasih kepada Pak Sudin yang selalu mendukung kita dalam program bimtek ini, ini juga berkat dorongan dan arahan bapak sehingga dapat berjalan lebih baik lagi, dan semoga kita selalu dapat bersinergi," kata Sapta.

Sapta menjelaskan, dalam bimtek ini, pihaknya berupaya mencari solusi dalam mengatasi permasalahan salah satunya ketersediaan pakan ternak yang terbatas.

"Kami sudah berupaya berkontribusi dengan bank pakan, jadi pakan itu kita olah dan kita awetkan kemudian bisa tahan sampai 1 tahun untuk persediaan pakan ternak selama El Nino," ujarnya.

Kemudian Sapta juga mengajak masyarakat untuk.memanfaatkan sisa hasil pertanian untuk dapat dikelola menjadi pakan ternak.

"Kita harus manfaatkan sisa pertanian untuk menjadi pakan ternak, seperti singkong bisa kita olah dan bisa diproduksi untuk pakan ternak, dan pakan ternak memang harus selalu tercukupi guna produktivitas hewan ternak," ungkapnya.

Sapta mengatakan, Provinsi Lampung merupakan sentra pakan terbesar. "Kita lihat populasi ternak tidak kalah dengan yang di pulau Jawa. Lampung salah satu penyangga ternak yang luar biasa, dan ini tidak bisa disia-siakan dan harus selalu dikembangkan," katanya.

Ia berharap, ke depan pihaknya akan terus berupaya mengembangkan program untuk sektor peternakan lebih baik dan semua tentunya atas dukungan Komisi IV DPR RI khususnya Ketua Komisi IV, Sudin.

"Jadi bapak ibu ke depan kami akan terus mengembangkan program yang telah dijadwalkan, atas dukungan dari Komisi IV di tahun 2023 kami sudah memberikan bantuan untuk ternak dan ke depan kami akan meningkatkan program kami lebih baik lagi, saya berharap Pak Sudin tidak lelah dalam mendorong dan mengarahkan kami guna meningkatkan produksi serta produktivitas khususnya pada sektor peternakan," tandasnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *